Postingan

Pembangunan Infrastruktur yang tidak Merata sangat Menyusahkan Masyarakat, Khususnya pada Jembatan di Desa Daerah Cicaringin

Sejumlah siswa SD Negeri Cicaringin III, Desa Cicaringin, Kec. Gunung Kencana, Kab. Lebak setiap hari harus menyebrang Sungai Cilemer dengan meniti jembatan kawat sepanjang 45 meter dengan ketinggian 13 meter. Warga setempat yang rata-rata kurang mampu kehabisan dana untuk merampungkan pembangunan jembatan sementara pihak pemerintan tidak ada kepedulian untuk turut membantu. Dari penelusuran, jembatan itu adalah jembatan gantung bernama Leuwi Lember, yang putus sekitar bulan Maret 2011 lalu. Entah apakah wakil rakyat setempat dan pemerintah yang menaungi rakyat di Desa Cicaringin itu mengetahui kondisi jembatan gantung yang membahayakan itu. Namun hingga Mei 2011, jembatan itu belum kunjung diperbaiki. Pembangunan infrastruktur yang tidak merata membuat masyarakat sulit untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Ketidakadanya pembangunan jembatan membuat anak-anak di desa kesulitan untuk berangkat sekolah, karena harus menyebrangi sungai hanya dengan tali.  Jembatan yang digantikan ole...

kelompok 4

Kelompok 4: - Adhitya Putra Trisandana  - Elsiyana - Marsya Lidianingsih Haki - Muhammad Maulana  - Salsa Ayu Nuraini *Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara*  latar waktu cerita terjadi pada abad ke-14, masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Secara historis, ini adalah periode penting ketika Majapahit berada di puncak kekuasaannya di bawah pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi, yang kemudian dilanjutkan oleh Raja Hayam Wuruk. Pada masa ini, Gajah Mada, sebagai Mahapatih, memegang kendali atas banyak kebijakan kerajaan, termasuk ambisinya yang terkenal untuk menyatukan seluruh Nusantara melalui Sumpah Palapa. Novel ini menggambarkan peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Majapahit, seperti ekspansi kekuasaan dan peristiwa kontroversial Perang Bubat, yang menandai puncak dan awal kemunduran karier politik Gajah Mada. Latar tempat cerita ini sebagian besar berpusat di Trowulan, ibu kota Majapahit, yang berada di Jawa Timur. Sebagai pusat pemerintahan, Trowulan merupakan...

kelompok 7

Kelompok 7 - Khairunnisa Azahra  - Ditheona Kheista - Ichsan Fawwaz - Raditho - Sabrina - Dian Almahri 1. ORIENTASI Cerita macam itu berkembang ke arah salah kaprah. Entah siapakah yang bercerita, kabut tebal itu memang disengaja oleh para dewa di kayangan agar wajah cantik para bidadari yang turun dari kayangan melalui pelangi jangan sampai dipergoki manusia. Para bidadari itu turun untuk memberikan penghormatan kepada satu-satunya wanita di dunia yang terpilih sebagai sang Ardhanareswari, yang berarti wanita utama yang menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa ini.Maklum sebagai sang  Ardhanareswari, Ken Dedes adalah titisan dari Pradnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan. 2. PENGUNGKAPAN PERISTIWA Dan ketika bende Kiai Samudra dipukul bertalu, tangis serentak membuncah. Ayunan pada bende yang getar suaranya mampu menggapai sudut-sudut kota merupakan isyarat yang sangat dipahami. Gelegar bende dengan nada satu demi satu. Namun, berjarak sedikit...

kelompok 2

Nama Kelompok 2:  - Arkan Rasikh Athallah - Faricha Fajrin - Muhammad Hilal - Putrida Indah Swary - Vrista Darin Nadira Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara karya Langit Kresna Hariadi mengisahkan tentang perjuangan Gajah Mada memberantas pemberontakan-pemberontakan pada zaman Majapahit. Tokoh yang terlibat dalam kutipan teks novel sejarah Gajah Mada Bergelut dalam Tahta dan Angkara ialah gajah mada, gajah enggon, gagak bongol, dan prajurit bhayangkara. Gajah mada merupakan tokoh utama dalam kutipan teks novel sejarah tersebut. Tanah Jawa pada abad ke-13 hingga abad ke-14 adalah sebuah negeri yang penuh dengan misteri, kekuatan magis, dan kebesaran kerajaan. Di masa itu, cerita-cerita tentang pahlawan, raja-raja agung, dan penyihir tersebar dari desa ke desa. Meskipun tidak ada catatan sejarah yang jelas, imajinasi kita dapat menggambarkan bagaimana kehidupan di masa itu dipenuhi dengan kejadian-kejadian luar biasa, di mana dunia nyata dan dunia gaib saling bersinggungan. Kabu...

kelompok 1

Anggota Kelompok 1: -Anisah Nur Faidah -Dina Puspita -Muhammad Abrar Abiyyu -Rafael Luthfianda Pratama -Rianti Nur Azizah Gajah Mada adalah Mahapatih Majapahit yang hidup pada abad ke-14. Dia dikenal karena Sumpah Palapa, di mana ia bersumpah untuk menyatukan Nusantara. Sebagai tokoh utama, Gajah Mada digambarkan sebagai pemimpin yang ambisius, kuat, dan berwawasan luas, yang berjuang untuk menyatukan Nusantara melalui Sumpah Palapa dan berbagai ekspedisi militer. la adalah seorang pemimpin yang tidak gentar menghadapi tantangan, baik di medan perang maupun dalam arena politik. Dalam novel, karakter Gajah Mada mungkin diberikan kekuatan lebih dari sekadar seorang panglima atau diplomat. Penulis dapat memperlihatkan Gajah Mada sebagai tokoh yang sangat ambisius, penuh tekad, dan tidak kenal lelah dalam mencapai visinya menyatukan Nusantara. Gajah Mada digambarkan sebagai pemimpin yang tegas, berani, ambisius, dan disiplin. Ia adalah seseorang yang tidak mudah menyerah dan selalu fokus p...

kelompok 3

Nama Kelompok: 3 -Ajeng Nurifani -Dea Amelia P -Dzaki Fachrezi -Muhamad Farel F -Wafa Fitri Rofifah Tanah Jawa pada abad ke-13 hingga abad ke-14 adalah sebuah negeri yang penuh dengan misteri, kekuatan magis, dan kebesaran kerajaan. Di masa itu, cerita-cerita tentang pahlawan, raja-raja agung, dan penyihir tersebar dari desa ke desa. Meskipun tidak ada catatan sejarah yang jelas, imajinasi kita dapat menggambarkan bagaimana kehidupan di masa itu dipenuhi dengan kejadian-kejadian luar biasa, di mana dunia nyata dan dunia gaib saling bersinggungan. Kabut tebal yang turun ke seluruh Jawa bukanlah fenomena alam biasa. Kabut itu diyakini sebagai tanda kedatangan para bidadari, makhluk gaib yang membawa keindahan dan kebijaksanaan, namun juga petaka bagi mereka yang tidak berkenan di hadapan mereka. Masyarakat Jawa yang penuh takhayul percaya bahwa kehadiran bidadari selalu diiringi oleh peristiwa luar biasa, baik itu berupa keberkahan atau bencana. Di tengah kekacauan ini, Calon Arang, seor...

kelompok 5

Oleh Kelompok 5 1. Abidzar Titan Zacky 2. Dini Marsela 3. Ibnu Bagus Prastowo 4. Joy Yuanita Nababan 5. Rizky Dwi Tiko 6. Vina Ramadhani Dalam novel sejarah "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara," cerita ini mengangkat latar belakang sejarah Jawa, khususnya masa kejayaan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 hingga ke-15. Majapahit, yang berpusat di Trowulan (sekarang Mojokerto, Jawa Timur), mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.  Gajah Mada, sebagai Mahapatih atau pejabat tertinggi di Majapahit, memainkan peran penting dalam ekspansi dan penyatuan Nusantara. Dengan sumpah Palapanya, Gajah Mada berkomitmen untuk menyatukan wilayah-wilayah di Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Usahanya yang ambisius dan strategi militernya membawa Majapahit ke puncak kejayaan, memungkinkan kerajaan ini untuk menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara serta menjangkau daerah-daerah yang kini menjadi bagian dari Thailand, Malaysia, dan S...