kelompok 4
Kelompok 4:
- Adhitya Putra Trisandana
- Elsiyana
- Marsya Lidianingsih Haki
- Muhammad Maulana
- Salsa Ayu Nuraini
*Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara*
latar waktu cerita terjadi pada abad ke-14, masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Secara historis, ini adalah periode penting ketika Majapahit berada di puncak kekuasaannya di bawah pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi, yang kemudian dilanjutkan oleh Raja Hayam Wuruk. Pada masa ini, Gajah Mada, sebagai Mahapatih, memegang kendali atas banyak kebijakan kerajaan, termasuk ambisinya yang terkenal untuk menyatukan seluruh Nusantara melalui Sumpah Palapa. Novel ini menggambarkan peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Majapahit, seperti ekspansi kekuasaan dan peristiwa kontroversial Perang Bubat, yang menandai puncak dan awal kemunduran karier politik Gajah Mada.
Latar tempat cerita ini sebagian besar berpusat di Trowulan, ibu kota Majapahit, yang berada di Jawa Timur. Sebagai pusat pemerintahan, Trowulan merupakan lokasi di mana banyak intrik politik dan strategi militer dirancang. Namun, cerita juga mencakup berbagai wilayah lain di Nusantara yang menjadi sasaran penaklukan Majapahit, seperti Bali, Dompu, serta wilayah di Sumatra dan Kalimantan. Salah satu peristiwa kunci, Perang Bubat, terjadi di wilayah Sunda, yang menjadi titik balik penting dalam kisah Gajah Mada.
Peristiwa-peristiwa yang dikisahkan dalam novel ini mencakup perjalanan Gajah Mada sejak diangkat menjadi Mahapatih, hingga upaya penaklukannya atas berbagai kerajaan di Nusantara. Kisah ini juga menyoroti Sumpah Palapa, di mana Gajah Mada bersumpah tidak akan menikmati kenikmatan duniawi sebelum menyatukan seluruh Nusantara. Peristiwa penting lainnya adalah Perang Bubat, di mana terjadi bentrokan antara Majapahit dan Kerajaan Sunda yang berujung pada kematian Raja Sunda dan bangsawannya. Insiden ini menciptakan ketegangan besar di kerajaan dan menjadi salah satu alasan di balik kemunduran pengaruh Gajah Mada di istana.
Tokoh-tokoh utama yang terlibat dalam penceritaan termasuk Gajah Mada sebagai protagonis utama, yang digambarkan sebagai pemimpin kuat dengan ambisi besar. Selain itu, ada tokoh penting lainnya seperti Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Raja Hayam Wuruk, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam intrik politik Majapahit, termasuk para bangsawan istana yang mulai merasa terancam oleh kekuasaan Gajah Mada. Raja Sunda dan bangsawan Sunda juga menjadi bagian penting dari cerita ini, terutama dalam kaitannya dengan Perang Bubat.
Novel ini tergolong ke dalam novel sejarah karena menggambarkan peristiwa-peristiwa nyata yang pernah terjadi dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Meskipun menggunakan elemen fiksi dalam beberapa bagian, cerita ini tetap berlandaskan pada peristiwa dan tokoh-tokoh sejarah yang tercatat. Penggambaran Gajah Mada sebagai tokoh sentral, peristiwa Sumpah Palapa, hingga Perang Bubat adalah bagian dari fakta sejarah yang telah diketahui. Novel ini memadukan fakta sejarah dengan imajinasi penulis, tetapi tetap berpijak pada latar belakang sejarah yang kuat, sehingga menjadikannya sebuah karya yang dapat digolongkan sebagai novel sejarah.
Komentar
Posting Komentar